Selasa, 27 September 2016

Pelaku Usaha Sawit Bentuk Konsorsium Ganoderma

Bisnis.com, BOGOR - Para pelaku usaha yang terlibat pada komoditas sawit membentuk konsorsium untuk memberantas penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh penyakit Ganoderma pada tanaman sawit.
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPBD) Bayu Krisnamurthi mengatakan konsorsium tersebut dibentuk guna membenahi seluruh permasalahan sawit di Indonesia selama ini.
"Kita tahu permasalahan sawit di Indonesia selama ini banyak yang harus dihadapi. Salah satunya adalah penyakit Ganoderma yang menjadi musuh bersama kalangan pelaku sawit," ujarnya di IPB Convention Center Bogor, Kamis (26/5/2016) petang.
Selengkapnya :

Senin, 26 September 2016

Link Berita Sawit

Berikut daftar link Berita Sawit :

IPB: Sawit Paling Cocok untuk Minyak Goreng

JAKARTA– Kelapa sawit merupakan minyak goreng nabati paling sehat dibandingkan dengan minyak nabati lain. Hal ini karena susunan asam lemak jenuhnya yang lebih banyak dibandingkan dengan minyak goreng nabati lainnya. 
Hal itu dikatakan Kepala Seafast Center IPB yang juga dosen di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, Prof Dr Nuri Andarwulan dan Executive Secretary Seafast Center IPB yang juga merupakan dosen Biokimia Pangan pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, Puspo Edi Giriwono, Ph.D di sela penyelenggaraan Food Ingredient Asia, Jakarta, akhir pekan lalu. 
Menurut Prof Nuri Andarwulan, minyak sawit mengandung hampir 50 persen asam lemak jenuh dan hampir 50 persen lemak tidak jenuh. “Itu satu-satunya minyak nabati di dunia yang punya karakteristik seperti itu,” ujar guru besar IPB ini. 
Selengkapnya :

Rabu, 21 September 2016

Outlook Industri CPO 2016

Data ini menampilkan proyeksi produksi CPO Indonesia sebagai produsen terbesar di dunia pada 2016. Produksi CPO Indonesia pada 2016 diestimasi mencapai 35 juta ton, tumbuh 9,3% dibanding proyeksi tahun ini 32 juta ton, menurut data United State Department of Agriculture (USDA). Kenaikan tersebut akan mendorong peningkatan produksi CPO global sebesar 5,96% menjadi 65,1 juta ton pada 2016 dibanding proyeksi tahun ini 61,44 juta ton.
Dengan demikian, produksi CPO Indonesia tahun depan diperkirakan menyumbang 53,7% dari total produksi CPO global. Sementara Malaysia, produsen CPO terbesar kedua setelah Indonesia, diperkirakan memproduksi CPO sebanyak 21 juta ton pada 2016, dengan kontribusi 32,25% terhadap pasar global.
Sumber :


Produktivitas Sawit Indonesia Kalah Dari Malaysia

Peneliti Pusat Penelitian Kelapa Sawit Indonesia (PPKS) Donald Siahaan mengatakan, semakin terbatasnya lahan untuk pengembangan sawit baru saat ini, perlu dicari alternatif . Itu agar produksi minyak sawit nasional meningkat. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melakukan intensifikasi.
Menurutnya, program intensifikasi itu adalah pemupukan yang baik, konservasi air dan tanah serta pengendalian hama penyakit. “Banyak kebun rakyat tidak dikelola benar. Pengelolaan dan pemupukannya, dan penerapan best management practices yang kurang konsisten,” ujarnya.
Donald menambahkan, inovasi itu penting guna meningkatkan produktivitas sawit nasional. Kondisi persawitan secara global terbilang bagus, namun nomor dua setelah Malaysia dari segi produktivitas sawitnya. Padahal potensi Indonesia di atas Negeri Jiran dari sumber daya alam maupun sumber daya manusia.
Sumber :

Pertumbuhan Areal Kelapa Sawit Meningkat

Pengembangan komoditas ekspor kelapa sawit terus meningkat dari tahun ke tahun, terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama 2004 - 2014 sebesar 7,67%, sedangkan produksi kelapa sawit meningkat rata-rata 11,09% per tahun. Peningkatan luas areal tersebut disebabkan oleh harga CPO yang relatif stabil di pasar internasional dan memberikan pendapatan produsen, khususnya petani, yang cukup menguntungkan.

Berdasarakan buku statistik komoditas kelapa sawit terbitan Ditjen Perkebunan, pada Tahun 2014 luas areal kelapa sawit mencapai 10,9 juta Ha dengan produksi 29,3 juta ton CPO. Luas areal menurut status pengusahaannya milik rakyat (Perkebunan Rakyat) seluas 4,55 juta Ha atau 41,55% dari total luas areal, milik negara (PTPN) seluas 0,75 juta Ha atau 6,83% dari total luas areal, milik swasta seluas 5,66 juta Ha atau 51,62%, swasta terbagi menjadi 2 (dua) yaitu swasta asing seluas 0,17 juta Ha atau 1,54% dan sisanya lokal.

Sumber :
http://ditjenbun.pertanian.go.id/berita-362-pertumbuhan-areal-kelapa-sawit-meningkat.html

Senin, 19 September 2016

Membangun Daya Saing Industri Sawit Nasional

Menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia dituntut memiliki daya saing kuat. Dukungan lain melalui penguatan budaya manajemen di dalam perusahaan perkebunan.  

Berdiri sejak 1996, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang agroindustri. Luas lahannya mencapai 175 ribu hektar dengan sawit sebagai komoditas unggulan yang ditanam seluas hampir 140 ribu hektar. Tahun 2014, PTPN menargetkan mampu meraih laba hingga Rp 730 milliar.

Erwin Nasution, Direktur Utama PTPN IV mengakui sebagai perusahaan perkebunan sawit, PTPN IV sebenarnya sangat riskan terlebih soal harga CPO yang fluktuatif. Oleh karenanya perusahaan perkebunan dituntut untuk terus menghasilkan inovasi yang mampu mengeksplorasi sawit lebih jauh sehingga fluktuasi harga tak lagi memengaruhi kinerja perusahaan.
Selengkapnya: